Peringatan Hari TBC Sedunia 2021

Sahabat sehat stjonegoro memperingati hari TBC Sedunia 2021
Tim TB DOT’s RSUD KRT. Setjonegoro melakukan edukasi kepada pasien rawat jalan tentang tuberkolosis dan ajakan melawan TB untuk menuju eliminasi TB & melawan Covid -19.

Indonesia termasuk delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh dunia, Indonesia menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 845.000 dengan kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam.

Berdasarkan WHO Global TB Report 2020, faktor kurang gizi merupakan faktor risiko tertinggi penyumbang penyakit TBC. Berdasarkan hal tersebut, TBC dan Stunting merupakan hal yang tidak terpisahkan dan sangat penting untuk dilakukan harmonisasi kepentingan pemangku kebijakan lintas sektor dalam rangka mensinergikan upaya-upaya yang mendukung proses eliminasi TBC tahun 2030 dan Penurunan Prevalansi Stunting menjadi 14% pada tahun 2024.

Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) secara global. HTBS dijadikan kesempatan untuk mendorong penetapan TBC sebagai isu prioritas pembangunan kesehatan nasional serta harmonisasi kepentingan pemangku kebijakan lintas sektor dalam rangka mensinergikan upaya-upaya yang mendukung proses eliminasi TBC tahun 2030.

Tema HTBS 2021, yaitu “Setiap Detik Berharga, Selamatkan Bangsa dar iTuberkulosis” dengan sub tema:

  1. “Jadikan Penerus Bangsa Bebas TBC dan Stunting Dimulai dari Diri Sendiri dan Keluarga”
  2. “Bersama Eliminasi TBC dan Lawan COVID-19, Bangun Bangsa Sehat dan Berprestasi”

Adapun tujuan peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2021 kali ini adalah sebagai berikut.

  1. Menempatkan TBC sebagai isu utama semua sektor di setiap tingkatan
  2. Memperkuat komitmen dan kepemilikan semua pihak untuk berperan dalam upaya program pencegahan dan pengendalian TBC
  3. Meningkatkan sense of urgency Isu Tuberkulosis di Indonesia, baik dikalangan Pemerintah (K/L dan Pemerintah Daerah) dan pada masyarakat pada umumnya
  4. Menunjukkan adanya leadership commitment dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia

Output dari kegiatan tersebut, yaitu:

  1. Meningkatkan komitmen Kementerian/lembaga lain dan Pemerintah Daerah untuk eliminasi TBC
  2. Adanya leadership statement dalam menekankan isu TBC yang harus segera ditindaklanjuti oleh semua pihak
  3. Terbentuknya kampanye dan pesan bersama bersama antara stunting dan TBC yang dapat digunakan untuk sosialisasi secara massive pada masyarakat
  4. Tersedianya media release oleh setwapres berkaitan dengan urgency di Indonesia

Sasaran kegiatan ini, yaitu:

  1. Pemimpin/pemangku kebijakan/pengambil keputusan yaitu Gubernur, Bupati/Walikota 160 Kab/Kota Irisan TB dan Stunting
  2. Lintas sektor yang terkait dengan pengendalian TBC, antara lain Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Pertahanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU&PR), Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kementerian Desa dan PDT), Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Sosial, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kementerian Perhubungan dll
  3. Organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, PKK, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, dan Tokoh adat dan lain-lain
  4. Media massa berupa media cetak, media elektronik, dan media online.

#sehatbersamasetjonegoro
#TOSSTBC
#TBCbisadisembuhkan
#lawancovid19

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *